Inovasi dan Adaptasi: Peran Manufaktur dalam Memacu Perekonomian Pasca-COVID-19

Ajang Berita - Inovasi dan adaptasi: peran manufaktur dalam memacu perekonomian pasca-COVID-19. Momentum pemulihan pasca-COVID-19 sekarang ini merupakan cara atau ajang untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur lebih tinggi dari nasional.

Inovasi dan Adaptasi: Peran Manufaktur dalam Memacu Perekonomian Pasca-COVID-19

Pandemi COVID-19 telah merubah lanskap ekonomi global secara drastis. Namun, krisis ini juga telah mendorong inovasi dan adaptasi dalam berbagai sektor, termasuk industri manufaktur.
inovasi-dan-adaptasi-peran-manufaktur-dalam-memacu-perekonomian-pasca-covid-19
Inovasi dan adaptasi: peran manufaktur dalam memacu perekonomian pasca-COVID-19
Dalam konteks pemulihan ekonomi pasca-pandemi, peran manufaktur menjadi sangat penting dalam menggerakkan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi.

Berikut adalah tiga aspek utama yang menyoroti peran inovasi dan adaptasi dalam sektor manufaktur:

Pusat Inovasi Industri: Mendorong Riset dan Pengembangan untuk Merangsang Pertumbuhan Ekonomi Pasca-Pandemi

Salah satu cara utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi adalah melalui investasi dalam pusat inovasi industri.

Pusat inovasi ini dapat menjadi katalis untuk merangsang riset dan pengembangan teknologi baru dalam berbagai sektor manufaktur.

Dengan adanya inovasi baru, perusahaan dapat menghasilkan produk yang lebih efisien, berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan pasar yang terus berubah.

Selain itu, pusat inovasi juga dapat membantu membangun ekosistem kolaboratif antara universitas, perusahaan, dan pemerintah untuk berbagi pengetahuan dan sumber daya yang mendukung pertumbuhan industri.

Manufaktur 4.0: Transformasi Digital dalam Manufaktur sebagai Katalis Pemulihan Ekonomi

Transformasi digital telah menjadi kata kunci dalam upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Manufaktur 4.0 mengacu pada penerapan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), analitik data, dan otomatisasi dalam proses manufaktur.

Dengan adopsi Manufaktur 4.0, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan pasar.

Hal ini akan membantu menciptakan lapangan kerja baru dalam bidang teknologi dan mengembangkan ekosistem digital yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Ketenagakerjaan dan Keterampilan: Investasi dalam Sumber Daya Manusia sebagai Landasan Pemulihan Industri Manufaktur

Pemulihan industri manufaktur juga melibatkan aspek ketenagakerjaan dan keterampilan. Peningkatan investasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi tenaga kerja manufaktur menjadi kunci untuk menjaga daya saing industri.

Adopsi teknologi baru dalam produksi akan mengharuskan tenaga kerja memiliki keterampilan yang sesuai dengan tuntutan baru.

Oleh karena itu, perusahaan perlu bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan pemerintah untuk menciptakan program pelatihan yang relevan dan membantu mempersiapkan tenaga kerja yang siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

Pemulihan Pasca-COVID-19 Ajang Dorong Pertumbuhan Manufaktur

Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Prof Rina Indiastuti menilai momentum pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 menjadi waktu yang tepat untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.

Momentum pemulihan pasca-COVID-19 sekarang ini merupakan cara atau ajang untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur lebih tinggi dari nasional, katanya dalam diskusi daring bertajuk Industrialisasi sebagai Penggerak Perekonomian Nasional yang dipantau di Jakarta, Senin (07/08).

Strategi Dongkrak Pertumbuhan Industri Manufaktur

Rina yang meraih gelar Doktor Ekonomi Industri dari Osaka Prefecture University di Jepang, itu menjelaskan sejumlah strategi yang bisa digunakan untuk mendongkrak pertumbuhan industri manufaktur di antaranya mulai dengan mengeksplorasi cabang-cabang industri manufaktur.

Selama ini Indonesia masih fokus pada industri di subsektor-subsektor lama yang hanya fokus pada sumber daya alam (SDA).

Menurut Rina, Indonesia harus bisa mulai mengeksplorasi sektor-sektor industri yang bisa mendorong industri manufaktur lainnya sehingga saling terkait.

Kita masih bermain lama di industri karet, kertas. Kita juga kuat di elektronik, transportasi (otomotif), itu basisnya teknologi dan ekspor.

Tetapi kita masih mengandalkan industri yang dari dulu berperan, padahal cabang industri manufaktur begitu banyak.

Barangkali mari kita mulai menyiapkan cabang-cabang lain, katanya.

Adopsi Teknologi

Rina mengatakan industri yang telah tumbuh baik perlu didorong untuk bisa meningkatkan ekspor dan melakukan penetrasi yang lebih intens ke pasar domestik.
Selain itu, ia juga menyinggung perlunya adopsi teknologi sesuai karakteristik industri.
Ia mendorong pemangku kepentingan terkait, mulai dari pemerintah hingga perguruan tinggi, untuk mulai memikirkan soal memilih dan mengadopsi teknologi yang tidak hanya memberi nilai tambah tinggi tapi juga sesuai dengan kebutuhan dan tren industri saat ini, termasuk tren industri hijau.

Penelitian di kami menyatakan kalau ekspor industri manufaktur ingin tidak decline (menurun), ternyata yang penting bukan hanya masalah global value chain tapi juga faktor kelembagaan.

Jadi bagaimana sinergi antarsektor membuahkan biaya yang rendah bagi industri, ungkap Rina.

Manufaktur: Motor Pemulihan Ekonomi Pasca-COVID-19

Secara keseluruhan, inovasi dan adaptasi dalam industri manufaktur akan memainkan peran penting dalam memacu pemulihan ekonomi pasca-COVID-19.

Dengan melibatkan pusat inovasi, transformasi digital, dan investasi dalam sumber daya manusia, sektor manufaktur dapat menjadi motor utama dalam membangkitkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing.
jasa-pengiriman-ekspedisi