Dukungan Research and Development Dorong Inovasi Hasil Riset Sektor Pendidikan

Ajang Berita - Dukungan research and development dorong inovasi hasil riset sektor pendidikan. Kedaireka fasilitasi pertemuan antara pelaku industri dengan peneliti.

Dukungan Research and Development Dorong Inovasi Hasil Riset Sektor Pendidikan

Dunia saat ini mengalami transisi perubahan yang sangat cepat, dinamis dengan kompleksitas tinggi, tidak terduga dan tidak pasti.
Era ini dikenal dengan istilah VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity).
Isu resesi global yang akan melanda dunia di kuartal-III pertama di tahun 2023, dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global dan nasional.
dukungan-research-and-development-dorong-inovasi-hasil-riset-sektor-pendidikan
Dukungan research and development dorong inovasi hasil riset sektor pendidikan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan produktivitas bisnis usaha Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

Khususnya pada program-program strategis yang berkelanjutan. “Urgensi kolaborasi lintas sektor menjawab tantangan-tantangan kebutuhan inovasi.

Kebutuhan pada sektor industri strategis menjadi yang utama karena diperlukan dukungan dari research & development untuk mendorong penciptaan inovasi berdasarkan hasil riset sektor pendidikan,” kata Nadiem, dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12).

Matchmaking Innovation Forum

Dalam rangka memperkuat ekosistem kolaborasi inovasi, Kedaireka menginisiasi Matchmaking Innovation Forum (MMIF) 2022.

Kegiatan ini berkolaborasi dengan program Kerja Sama Riset dan Inovasi (KeRIs) dari Kementerian BUMN dan memiliki misi untuk memfasilitasi pertemuan antara pelaku industri/ DUDI dengan para inovator dan peneliti terbaik dari perguruan tinggi di Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek, Nizam dmenyampaikan bahwa, Matchmaking Innovation Forum merupakan bagian dari Ekosistem Kedaireka yang memberi kesempatan bagi mitra industri/ Pemerintah/ LSM untuk bertemu, bertukar gagasan, dan berkolaborasi secara langsung dengan Insan Perguruan Tinggi.

“Tujuan akhir kegiatan ini adalah untuk meningkatkan potensi kolaborasi antara pelaku industri dengan insan perguruan tinggi,” ujar Nizam.

Tantangan Dunia Industri

Pada September 2022 lalu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, melalui Kedaireka, telah resmi merampungkan program Matching Fund 2022.
dukungan-research-and-development-dorong-inovasi-hasil-riset-sektor-pendidikan
Kedaireka fasilitasi pertemuan antara pelaku industri dengan peneliti
Selama tujuh bulan sejak pembukaan pendaftaraan di tahun 2022 ini, Kedaireka berhasil mengumpulkan 5.407 proposal reka cipta dari 509 perguruan tinggi, 27.184 dosen serta 143.683 mahasiswa.

Program Matching Fund Kedaireka adalah program pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang melibatkan insan perguruan tinggi dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk bersama-sama terlibat dalam menjawab tantangan di dalam dunia industri serta membentuk ekosistem Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Proposal Masuk Meningkat

Platform Kedaireka sudah diluncurkan sejak 2020 lalu dan sasaran dari program ini adalah perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Universitas, Institut dan Sekolah Tinggi) yang bekerja sama dengan DUDI.
dukungan-research-and-development-dorong-inovasi-hasil-riset-sektor-pendidikan
Mendorong penciptaan inovasi berdasarkan hasil riset sektor pendidikan
Setelah perguruan tinggi dan DUDI menyepakati kemitraan melalui Kedaireka, dosen perguruan tinggi dapat mengajukan proposal Matching Fund.

Dari total 5.407 proposal yang masuk, terbagi menjadi dua bagian yakni 4.761 proposal kategori perguruan tinggi (Dikti) dan 616 proposal kategori vokasi atau terapan (Diksi).

Angka tersebut meningkat 410% dibanding tahun 2021 dengan jumlah proposal yang masuk sebanyak 1.231 yang terdiri dari 1.050 proposal Dikti dan 181 proposal Diksi.

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nizam menyambut baik melonjaknya jumlah proposal reka cipta di tahun 2022.

Wujudkan Inovasi Lewat Kolaborasi

Nizam berharap hal ini bisa menjadi indikator meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mau berinovasi dan mewujudkannya melalui kolaborasi.

“Saya mengucapkan terima kasih atas antusiasme yang begitu besar terhadap Program Matching Fund Kedaireka, khususnya periode ketiga di tahun 2022 ini.

Melalui kolaborasi perguruan tinggi dan industri, saya berharap inovasi akan segera menghilir dan masalah yang dialami industri segera menghulu ke agenda riset di perguruan tinggi.

Semoga sinergi inovasi pentahelix (semangat Kampus Merdeka) betul-betul berdampak pada pembangunan ekonomi dan kedaulatan bangsa,” ujar Nizam.

Peningkatan Dana Kolaborasi

Pada penyelenggaraan Matching Fund Kedaireka 2022 ini, jumlah dana kolaborasi Dikti dan Mitra DUDI meningkat sebesar 420% dari tahun 2021.

Di tahun 2021 total dana kolaborasi yang terkumpul sebesar Rp2.670.107.369.726, sementara di 2022 meningkat menjadi Rp11.201.828.441.989.

Mengenai sebaran wilayah proposal di Matching Fund Kedaireka beberapa daerah pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 2021 ke 2022.

Lonjakan terbesar datang dari daerah NTB, NTT, Maluku dan Papua yang semula hanya 20 proposal, namun naik 700% menjadi 145 proposal.

Sementara di tempat kedua, daerah Sumatera mengalami peningkatan sebesar 440% dari 130 proposal menjadi 702 proposal.

Menyusul Jawa dan Bali dengan kenaikan 351% dari 914 proposal menjadi 4.122 proposal.

Di tempat keempat, daerah Sulawesi mengalami peningkatan 257% dari 93 proposal menjadi 332 proposal.

Adapun dari daerah Kalimantan juga bertambah dari 74 proposal menjadi 122 proposal atau meningkat 65%.

Sinergi Perguruan Tinggi dan Industri

Menurut plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie bertambahnya dana kolaborasi yang terkumpul tidak lepas dari semakin banyak mitra DUDI yang ambil bagian seiring dengan meningkatnya jumlah proposal dari peserta.

“Sejauh ini sebanyak 5.407 proposal telah kami proses dengan maksimal. Harapan kedepannya, semoga semakin banyak insan Perguruan Tinggi dan mitra korporasi yang mendaftar untuk menciptakan sinergi antara perguruan tinggi dan industri,” tuturnya.

Senada dengan Tjitjik, Kepala Subbagian Tata Usaha Setditjen Diktiristek, Didi Rustam pun berharap kerja keras dari semua pihak dalam mengupayakan Program Matching Fund Kedaireka dapat bermanfaat melahirkan gagasan inovatif dan mendukung implementasinya dengan skema pendanaan matching fund.

Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada semua mitra yang telah terlibat bersinergi di Kedaireka Matching Fund 2022.

“Program Matching Fund Kedaireka 2022 telah diselenggarakan dengan usaha yang luar biasa oleh semua pihak.

Tentunya penyelenggaraan ini juga kami jadikan pembelajaran untuk menyelenggarakan program Matching Fund Kedaireka lebih baik lagi ke depannya.

Saya harap insan perguruan tinggi dan mitra industri yang belum sempat mendaftar atau belum mendapat pendanaan di tahun ini masih terus bersemangat untuk mendaftar lagi di tahun depan,” imbau Didi.

Mengusung Lima Tema Prioritas

Selain itu, Matching Fund Kedaireka 2022 ini tetap mengusung lima tema prioritas terdiri dari Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, Ekonomi Digital, Kemandirian Kesehatan dan Pariwisata.

Matching Fund Kedaireka 2022 juga tetap membuka tema umum untuk proposal di luar kelima tema prioritas tersebut.

Ekonomi hijau meliputi pertanian berkelanjutan, konservasi sumber daya, energi terbarukan.

Ekonomi biru mencakup budidaya dan pengelolaan sumber daya laut dan pengembangan teknologi pengelolaan sumber daya laut.

Ekonomi digital berupa pengembangan industri gim dan animasi, pembuatan dan pengembangan layanan berbasis teknologi untuk UMKM.

Tema kemandirian kesehatan meliputi pembuatan dan pengembangan alat kesehatan, pembuatan dan pengembangan obat herbal dan non-herbal serta penanganan permasalahan stunting.

Adapun pariwisata mencakup pengembangan dukungan program wisata di lima destinasi super prioritas, pengembangan platform dan database untuk melakukan kurasi budaya.

Melalui tema-tema ini, perguruan tinggi dan mitra industri di tanah air diberi kesempatan berkolaborasi untuk dapat menghasilkan karya reka cipta yang solutif dan inovatif di tengah kebutuhan dan tantangan masyarakat.

Solusi Berbasis Riset dan Sumber Daya di Perguruan Tinggi

Kedaireka merupakan platform milik Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dibawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) yang bertujuan untuk menjodohkan kolaborasi antara Insan Dikti dan Diksi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang mengusung semangat Kampus Merdeka.

Kedaireka hadir sebagai sebuah ruang pertemuan dengan harapan dapat menghasilkan solusi berbasiskan riset dan sumber daya yang ada di perguruan tinggi.

Misi dari platform ini adalah sektor pendidikan tinggi menjadi pusat riset dan pengembangan yang memberikan sumbangan nyata bagi dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat.

Pada tahun 2022, Kedaireka kembali meluncurkan program Matching Fund dengan fokus riset yang menitik beratkan 5 sektor, yaitu Green Economy, Blue Economy, Digital Economy, Tourism, dan Health Infrastructure.

Sehingga dukungan research and development dorong inovasi hasil riset sektor pendidikan.
jasa-pengiriman-ekspedisi